Lagu wajib nasional adalah lagu yang diciptakan untuk mengobarkan semangat perjuangan dan sikap nasionalisme bangsa Indonesia.
Lagu-lagu tersebut umumnya berisi lirik yang menceritakan perjuangan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, seperti perjuangan melawan penjajah, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan perjuangan membangun bangsa.
Selain itu, lagu-lagu tersebut juga mengajak kita untuk mengingat jasa para pahlawan bagi kemerdekaan Indonesia.
Lagu wajib nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1965 tentang Lagu Kebangsaan dan Lagu-Lagu Wajib Nasional.
Lagu-lagu tersebut wajib dinyanyikan dalam berbagai acara formal, seperti upacara bendera, peringatan hari nasional, dan acara-acara kenegaraan lainnya.
Baca juga: 10 Lagu Anak-Anak Jaman Dulu Lengkap dengan Lirik dan Penciptanya
Ciri-Ciri Lagu Wajib Nasional
Berikut adalah beberapa ciri lagu wajib nasional:
- Liriknya berisi tentang perjuangan, semangat nasionalisme, dan cinta tanah air.
- Lagunya mudah dinyanyikan dan diingat.
- Lagunya memiliki melodi yang dinamis dan semangat.
- Lagunya memiliki nilai-nilai positif yang dapat diteladani.
Lagu wajib nasional memiliki peran penting dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air di kalangan masyarakat Indonesia.
Lagu-lagu tersebut dapat menjadi sarana untuk mengenang perjuangan para pahlawan dan mengingatkan kita akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca juga: Kumpulan Notasi Angka Lagu Wajib Nasional dan Gambarnya
10 Lagu Wajib Nasional
Berikut adalah 10 lagu wajib nasional Indonesia, lengkap dengan pencipta dan tahun ciptaannya.
1. Indonesia Raya (W.R. Supratman, 1928)
2. Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki, 1949)
3. Maju Tak Gentar (Cornel Simanjuntak, 1945)
4. Hari Merdeka (Sayyid Muhammad Husain Al Mutahar, 1945)
5. Bagimu Negeri (Kusbini, 1942)
6. Dari Sabang Sampai Merauke (R. Suharjo, 1942)
7. Tanah Airku (Ibu Sud, 1927)
8. Mengheningkan Cipta (Truno Prawit, 1958)
9. Bangun Pemudi Pemuda (Alfred Simanjuntak, 1943)
10. Satu Nusa Satu Bangsa (Liberty Manik, 1947)