5 Media Sosial yang Pernah Hits di Indonesia dan Berakhir Punah

media sosial path

media sosial path

Tanpa diketahui publik, sebetulnya ada banyak media sosial baru bermunculan dengan menawarkan fitur beragam.

Namun, kebanyakan tidak bisa bersaing dengan media sosial raksasa seperti Facebook, Tiktok, dan X.

Sebab, bergelut dalam industri media sosial tentu tidak semudah yang dibayangkan. Perlu sumber daya yang besar serta keberanian dalam mengambil keputusan.

Jangankan media sosial baru, bahkan dulu ada beberapa media sosial ternama yang akhirnya harus tutup juga karena tergerus oleh perkembangan zaman.

Mau tahu apa saja media sosial tersebut? Berikut diantaranya.

1. Friendster

Masih ingat dengan Friendster? Media sosial yang satu ini bisa dibilang sebagai pioner yang mengawali tren media sosial di Indonesia.

Friendster diciptakan oleh programer asal Kanada, Jonathan Abrams, pada tahun 2002. Friendster sempat menjadi media sosial paling populer di tahun 2000-an.

Hanya butuh hitungan minggu saja Friendster sudah digunakan oleh ratusan ribu pengguna, hingga akhirnya pada tahun 2003 Friendster tercatat memiliki pengguna aktif sebanyak 3 juta.

Namun kejayaan itu tak berlangsung lama, semakin tahun Friendster mengalami kemunduran yang signifikan. Hingga akhirnya pada tahun 2010, Friendster menjual hak paten ke Facebook seharga USD 40 juta.

2. Vine

Sebelum Tiktok lahir, Vine sudah menjadi jejaring media sosial yang digunakan untuk berbagi video dalam format loop. Di aplikasi Vine, setiap pengguna bisa menonton video singkat berdurasi 6 detik saja.

Aplikasi ini muncul pada tahun 2012 dan tak butuh waktu lama hingga akhirnya mendapat 100 juta pengguna aktif di seluruh dunia.

Namun, pencapaian itu merosot dari tahun ke tahun karena kedatangan berbagai aplikasi serupa. Hingga pada tahun 2016, Vine akhirnya harus undur diri.

3. Google+

Google juga pernah merintis media sosial yang bernama Google+. Saat itu, Google+ menjadi tempat yang paling hits untuk mencari teman baru karena secara fungsi hampir sama seperti Facebook.

Di Google+ juga ada komunitas atau grup yang dapat diikuti sesuai minat masing-masing. Namun, belakangan Google+ mulai ditinggalkan karena semakin banyak spam.

Platform yang awalnya menjadi wadah berinteraksi justru digunakan sebagai tempat nyebar link. Selain itu, pengguna juga terus menyusut yang membuat Google+ harus tutup pada 2019 lalu.

4. Path

Path menjadi media sosial kekinian yang banyak digunakan oleh anak muda.

Platform ini cenderung digunakan oleh kelas menengah ke atas dalam membagikan story mereka, seperti tempat wisata, rumah makan, dan kegiatan seru lainnya.

Pada tahun 2014, Path menjadi salah satu platform paling populer di Indonesia. Namun berselang 4 tahun kemudian, Path mengalami kemerosotan.

Hingga akhirnya Path harus tutup secara permanen pada tahun 2018. Selain karena pengguna yang menurun, Path juga tersandung kasus privasi terkait kebocoran data.

5. BBM

Blackberry Messenger (BBM) pernah menjadi raja aplikasi perpesanan di Indonesia. Lahir pada tahun 2005, BBM sudah canggih dengan sistem PIN.

Dimana, untuk berteman dengan orang lain, pengguna harus memiliki pin masing-masing.

Ada banyak fitur yang ditawarkan, seperti chat, berbagi file, foto, musik, hingga video. Namun, ada satu yang tak boleh dilupakan, yaitu PING!!.

Sayangnya, pamor BBM mulai surut ketika Android mulai merajai pasar. Sejak saat itu, posisi BBM mulai digantikan dengan aplikasi perpesanan lain seperti WhatsApp.

Dan pada tahun 2019, BBM secara resmi menutup semua layanannya.

Nah, itulah beberapa media sosial yang pernah hits di zamannya, namun akhirnya tutup. Temukan artikel menarik lainnya di Sastrawacana.id.

Author: Maulana Affandi

Previous Post Next Post