![]() |
Bimtek Kelembagaan Pokja Desa Sehat (Dok. Sastrawacana.id) |
Camat Srono yang sekaligus menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Camat Cluring, Ir. Tri Wahyu Angembani secara resmi membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Kelembagaan Pokja Desa Sehat pada Kamis (12/06/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi, yakni pagi hari di aula Kecamatan Srono dan siangnya di Kecamatan Cluring, dengan menghadirkan fasilitator dari Forum Banyuwangi Sehat (FBS).
Dalam sambutannya, Ir. Tri Wahyu Angembani menyampaikan bahwa pada dasarnya seluruh program desa sehat telah berjalan dengan baik.
Para aparat dan kader sudah aktif bergerak. Namun, ia menekankan perlunya peningkatan dalam hal dokumentasi dan pengarsipan yang seringkali belum dilakukan secara rapi dan terstruktur sesuai timeline.
"Mung kadang luput didokumentasikan dengan timeline dan pengarsipan ndak rapi. Dan sebagai gerakan boleh dapat partisipasi CSR atau sumbangan tak mengikat yang bila bentuk makanan atau barang hendaknya dicatat dalam nilai rupiah!" tutur sosok perempuan energik yang juga dikenal sebagai ahli investasi dan penanaman modal. Ia merupakan teman semasa SMPP ’86 dari Wakil Bupati Ir. H. Mujiono, M.Si.
Pejabat yang akan memasuki masa purna tugas di akhir tahun ini juga berharap agar seluruh pemangku kepentingan di bidang kesehatan desa dapat mengikuti bimtek ini secara seksama.
![]() |
Bimtek Kelembagaan Pokja Desa Sehat (Dok. Sastrawacana.id) |
Hal ini bertujuan agar masing-masing desa mampu mengirimkan data yang valid serta melakukan sinkronisasi program dengan semangat kolaborasi.
Ia pun mengimbau agar para peserta membawa laptop untuk mendukung proses pelatihan yang lebih efektif.
Ia menambahkan, apabila Banyuwangi berhasil meraih penghargaan Swasti Saba Wistara, hal tersebut tentu akan berdampak positif terhadap peningkatan kunjungan wisatawan, minat investor dalam menanamkan modal, serta mewujudkan masyarakat yang sentosa.
Dari pihak Forum Banyuwangi Sehat (FBS), Desika Ulfarisa menjelaskan bahwa inti dari kelembagaan Pokja Desa Sehat mencakup lima hal utama, yakni Surat Keputusan (SK) pengurus, program kerja, laporan keuangan, sekretariat tetap, dan dokumentasi kegiatan.
Penjelasan tersebut dilengkapi oleh Pipit Haryono yang turut membagikan link drive berisi panduan teknis, didampingi oleh Forum Komunikasi Kecamatan Sehat: M. Harun di Kecamatan Srono dan Imam di Kecamatan Cluring.
Ditekankan bahwa pada bulan depan, laporan setengah semester tahun 2025 diharapkan sudah dapat disusun secara mandiri oleh masing-masing desa dengan mengedepankan kearifan lokal.
Dari divisi TP PKK yang tergabung dalam FBS, Dewi Anggorowati menjelaskan bahwa penilaian Kabupaten Sehat meliputi sembilan tatanan, ditambah aspek kelembagaan yang kini menjadi perhatian utama.
"Mari semangat tanpa perlu dioprak dengan injuri time, sudah bisa dicicil sesuai data dan fakta!" harapnya di hadapan peserta yang terdiri dari Kasie Kesra, Pokja Desa Sehat, kader PKK, Posyandu, dan KPM Rumah Desa Sehat.
Ia juga mengingatkan agar sepulang dari Bimtek, seluruh peserta segera melakukan koordinasi dengan bagian perencanaan, sekretaris desa, serta pemangku kepentingan di bidang kesehatan guna menindaklanjuti materi yang telah diterima.
Dalam sesi diskusi, terungkap berbagai keluhan dan kebingungan yang sering ditemui di lapangan.
Namun, peserta mengaku merasa lebih lega dan tercerahkan setelah mengikuti bimtek, karena pada dasarnya sebagian besar program dan kegiatan tersebut telah dijalankan.
Melalui pelatihan ini, terbentuk kesamaan persepsi mengenai tujuan bersama yaitu mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera, aman, asri, bersih, dan bahagia.
Kehangatan dan antusiasme peserta turut terlihat dari senyuman Kasie PMK Kecamatan Srono, Imam Basori, dan Kasie PMK Kecamatan Cluring, Arif, yang juga hadir sebagai penasehat bersama Sekretaris Camat.
Sementara itu, PLKB Cluring, Syaiful Bahri yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Forum Komunikasi Kesehatan Sekolah (FKKS) di Sempu, menyampaikan bahwa mulai tahun ini diharapkan adanya dokumen valid yang dapat menjadi acuan utama bagi para pengambil kebijakan.
Ia mengakui bahwa proses pembelajaran terkadang terasa tumpang tindih, namun menjadi lebih ringan dan menyenangkan karena dijalani bersama dengan semangat gotong royong untuk kepentingan bersama, sesuai amanat dan tanggung jawab masing-masing pihak.
Jurnalis: Aguk/PH