Tasyakuran SMK PGRI Rogojampi 2025: Menyulam Kenangan, Menyongsong Masa Depan Penuh Prestasi

Tasyakuran SMK PGRI Rogojampi 2025

Tasyakuran SMK PGRI Rogojampi 2025 (Dok. Sastrawacana.id)

Di bawah langit pagi yang cerah, halaman SMK PGRI Rogojampi berubah menjadi panggung haru dan kebanggaan.

Hari ini, SMKPRO menggelar Tasyakuran Siswa Kelas XII Tahun Pelajaran 2024–2025 dengan tema "Bersama Berkarya dan Menginspirasi Menyongsong Masa Depan Penuh Prestasi."

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tasyakuran tahun ini digelar secara sederhana namun sarat makna.

Dibuka dengan alunan musik tradisional dari ekstrakurikuler Panjak SMKPRO, suasana khidmat langsung menyelimuti hadirin. Lagu Indonesia Raya, Hymne SMK PGRI Rogojampi, dan Hymne Guru pun menggema, menegaskan semangat nasionalisme dan penghormatan kepada para pendidik.

Hiburan pembuka hadir lewat Tari Wanci Kahuripan, dibawakan oleh tiga siswa yang tampil gemilang sebagai Gandrung.

Suasana semakin semarak dengan penampilan Falda Avrinda yang menyanyikan dua lagu dengan suara merdunya, menggetarkan hati para hadirin.

Tasyakuran SMK PGRI Rogojampi 2025

Rangkaian sambutan dimulai oleh Ketua OSIS yang menyampaikan harapan agar kakak-kakak kelas XII terus menjunjung tinggi nama baik almamater tercinta.

Sambutan berikutnya dari perwakilan kelas XII, Siti Nurhalizah, menggugah perasaan:

"Terima kasih kepada bapak ibu guru dan karyawan atas dedikasi, kesabaran, dan keikhlasan membimbing kami selama tiga tahun ini. Kami takkan melupakan masa-masa indah yang telah kita lewati bersama."

Kepala SMK PGRI Rogojampi, H. Danang Bagiono, S.Si, turut memberikan doa dan pesan.

"Selamat kepada calon wisudawan. Jadikan ilmu dan pengalaman di SMKPRO sebagai bekal untuk menapaki masa depan. Doa terbaik kami selalu menyertai kalian."

Kata-kata penuh makna juga datang dari Ketua PGRI Kabupaten Banyuwangi yang mengutip Kahlil Gibran.

"Cinta tak pernah tahu kedalamannya hingga datang perpisahan."

"Ketika kita jauh, kita baru sadar siapa yang benar-benar kita sayangi.” lanjutnya, sebagai ungkapan yang terasa pas menggambarkan suasana tasyakuran.

basuh kaki orang tua

Salah satu momen paling menyentuh adalah prosesi basuh kaki orang tua. Siswa-siswi berprestasi dari setiap jurusan dipanggil ke panggung bersama orang tua mereka.

Dalam hening, mereka bersimpuh, membasuh kaki orang tua sambil mengucap maaf dan terima kasih. Isak tangis haru pun tak terhindarkan.

Sebuah momen sakral yang menyatukan cinta, perjuangan, dan restu dalam satu prosesi sederhana namun bermakna.

Acara berlanjut dengan pemotongan tumpeng oleh kepala sekolah, dilanjutkan pengalungan gordon dan pemberian BTS (Buku Tahunan Sekolah).

Di sela acara, kuis berhadiah dari panitia membuat suasana kembali hangat dan ceria, dengan antusiasme tinggi dari para calon wisudawan.

Tasyakuran ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Ketua PGRI Kabupaten Banyuwangi, Ketua BPH Dasmen, Ketua PC PGRI Rogojampi, Forkopimka, Komite Sekolah, Kepala Desa Gitik, hingga perwakilan siswa SMP/MTs se-wilayah kecamatan Rogojampi.

Menjelang penutupan, paduan suara SMKPRO melantunkan lagu Umbul-umbul Belambangan diikuti Tari Jaran Goyang sebagai penampilan pamungkas.

Lagu Laskar Pelangi yang dibawakan oleh Nandira menjadi penutup manis, menyemangati para siswa untuk terus bermimpi dan menginspirasi.

Tasyakuran ini bukan sekadar seremoni pelepasan, tetapi perayaan atas perjuangan, cinta, dan harapan. Kerja keras seluruh panitia dan OSIS Bhakti Taruna SMKPRO telah menghasilkan acara yang membekas di hati.

SMK BISA… SMK HEBAT!

SMKPRO… BISA… HEBAT!

SIAPA KITA? SMKPRO!

Jurnalis: Andi Budi Setiawan

Previous Post Next Post