![]() |
Pelatihan jurnalistik dan digital marketing (Dok. Sastrawacana.id) |
Pelatihan jurnalistik dan digital marketing digelar di pelataran Saestwo Cafe dan diikuti oleh pelajar serta masyarakat Banyuwangi, pada Sabtu malam (10/5/2025)
CEO Saestwo, HM. Shodiqin, menyampaikan bahwa materi yang disajikan mungkin dianggap biasa dan tidak penting oleh sebagian orang.
Namun, dengan niat untuk menuntut ilmu, membuka "gelas kosong", serta adanya semangat inovasi, motivasi, karakter, dan pengalaman dari para narasumber, pasti ada hikmah yang bisa diambil sebagai lentera dalam menghadapi dunia nyata di era digital saat ini.
Shodiqin, yang juga merupakan guru di SMKN Kalipuro dan dikenal dengan ciri khas udeng PERGUNU-nya, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya workshop ini.
Di antaranya adalah Media Sastrawacana, Penerbit Lintang, Jurnal News, ACTA News, Brader Advertising, Komunitas Gotong Royong 45, dan Yayasan Aura Lentera Indonesia yang peduli pada disabilitas.
Ia juga mengapresiasi antusiasme para peserta yang mengikuti kegiatan ini, baik secara langsung maupun melalui siaran live di media sosial seperti TikTok Zhie, Instagram Gotongroyong, dan YouTube Sastrawacana.
![]() |
Pelatihan jurnalistik dan digital marketing (Dok. Sastrawacana.id) |
Bahkan, ada netizen dari Al Azhar Mesir, Atambua Belu NTT, Probolinggo, Situbondo, dan Malang yang turut berinteraksi.
"Oleh karena itu, saya berharap melalui pelatihan ini para peserta dapat memperdalam pengetahuan dan keterampilan dalam meliput berita, menulis artikel, memahami etika jurnalistik, dan cakap bermedia sosial secara sehat," ujarnya.
Shodiqin menekankan bahwa keberadaan para jurnalis yang bijak dalam bermedia sosial sangat penting untuk menyampaikan berita dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat Banyuwangi.
Ia berharap momentum ini dapat menjadi wadah untuk bertukar pengalaman dan saling belajar.
"Maka dari itu, mari kita gunakan momentum ini untuk bertukar pengalaman dan belajar satu sama lain. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh sehingga ke depan bisa menjadi calon-calon jurnalis daerah yang berkualitas dan profesional," tambahnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pada sore hari sebelumnya, Komunitas Kajian Lingkaran Studio Ar Rahman mengadakan diskusi dan silaturahmi bersama ormas keagamaan Islam.
Sementara pada Minggu besok, Saestwo Cafe akan menjadi tempat berkumpulnya Komunitas Mobil Kuno Corolla.
Sementara itu, Ketua Perkumpulan Komunitas Gotong Royong Empat Puluh Lima yang menjadi fasilitator workshop ini menyampaikan bahwa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai penyampai informasi kepada publik.
Jurnalistik juga dapat diartikan sebagai bahasa komunikasi pengantar pemberitaan yang biasa digunakan oleh media cetak maupun elektronik.
Workshop ini dipandu oleh host difabel daksa yang aktif di TikTok, Puji Zhie Winarsih. Narasumber pertama adalah Andi Budi Setiawan, seorang sastrawan dan wartawan.
"Sebagai media informasi dan komunikasi, jurnalistik dituntut untuk memberikan informasi yang aktual dan faktual. Seorang jurnalis harus mampu menyampaikan informasi yang mendidik kepada masyarakat, sehingga pembaca bisa memperoleh manfaat dan mampu memfilter opini maupun hoaks," ujar guru penggerak yang aktif di SMK PGRI Rogojampi dan Komunitas Kopiwangi ini.
Narasumber kedua adalah Rafly Rafjanjani Aziz Attubel, seorang social media specialist yang merupakan diaspora dari perbatasan NTT dan Timor Leste serta mahasiswa UMM.
Ia menyampaikan materi tentang bijak bermedia sosial, menguasai SEO dan SEM untuk menjadi viral dan menghasilkan cuan tanpa batas ruang dan waktu.
![]() |
Pelatihan jurnalistik dan digital marketing (Dok. Sastrawacana.id) |
Narasumber ketiga adalah Agung Broder, pengusaha dan pemilik percetakan digital printing di Rogojampi, Banyuwangi. Ia membagikan materi mengenai bagaimana menjadi pebisnis yang tangguh.
Ketiga narasumber memberikan materi yang luar biasa dan bermanfaat, mulai dari penulisan, kebijaksanaan dalam bermedia sosial, hingga ketangguhan dalam berbisnis.
Pemimpin Redaksi Sastrawacana, Affandi Maulana, S.S., dalam pernyataan penutupnya menyampaikan bahwa seluruh peserta akan dimasukkan ke dalam grup WhatsApp sebagai wadah untuk terus belajar literasi dan sosial bisnis.
Ia juga membuka peluang agar kegiatan serupa dapat diselenggarakan di sekolah-sekolah, lembaga pemberdayaan masyarakat, PKBM, maupun taman baca masyarakat, dengan narasumber dan topik yang bisa disesuaikan.
Penulis: Ninin/Aguk