![]() |
Peluncuran Buku Karya IGB Sudharma (Dok. Sastrawacana.id) |
Banyuwangi, 20 Februari 2025 – Setiap manusia memiliki rencana, namun hanya Tuhan yang menentukan jodoh, rezeki, dan umur.
Seperti pepatah mengatakan, "Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang," maka IGB Sudharma ingin namanya tetap abadi dengan meninggalkan karya berupa buku.
Buku ini merupakan kumpulan kisah nyata pengalaman hidupnya sebagai Veteran Pembela, Pahlawan Seroja yang terlibat dalam Perang Timor Timur tahun 1975-1976 saat masih berusia 20 tahun sebagai anggota Brimob.
Peluncuran buku "Memoar Sang Veteran" yang berisi kumpulan puisi dan cerpen berlatar sejarah gejolak Timor Timur saat ingin memisahkan diri dari NKRI, awalnya direncanakan bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November 2024 atau Hari Jadi Banyuwangi 18 Desember 2024 di Villa Bahari Kemiren milik anaknya.
![]() |
Peluncuran ebook memoar sang veteran (Dok. Sastrawacana.id) |
Namun, karena kondisi kesehatan IGB Sudharma serta berbagai kendala teknis, proses penyelesaian naskah baru rampung pada awal Desember 2024.
Penerbit Lintang Banyuwangi bergerak cepat dalam proses tata letak dan desain. Sayangnya, penerbitan ISBN tertunda akibat antrean akhir tahun, sehingga buku baru bisa dicetak pada awal Februari 2025.
“Kami seakan berpacu dengan waktu. Penulis ingin melihat bukunya terbit. Saat kami menyerahkan buku, yang menerima adalah istrinya karena saat itu IGB Sudharma sedang dalam perawatan intensif di ICU RSI Fatimah,” ungkap Maulana Affandi, S.S., Direktur Penerbit Lintang.
Karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk peluncuran fisik, dipilih alternatif Plan B, yaitu peluncuran e-book sekaligus bedah karya di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Banyuwangi.
![]() |
IGB Sudharma dan Bung Aguk (Dok. Sastrawacana.id) |
Namun, ketika kesehatan IGB Sudharma semakin menurun, Plan C ditetapkan: peluncuran e-book tanpa diskusi bedah buku.
Rencananya, acara akan digelar setelah kontrol kesehatan pada Selasa, 18 Februari 2025, namun kembali tertunda hingga akhirnya bisa dilaksanakan pada Kamis, 20 Februari 2025.
"Alhamdulillah, akhirnya buku ini bisa diluncurkan dalam keadaan saya masih diberikan umur. Saat di ICU, buku ini diperlihatkan kepada saya dan itu menjadi obat kuat untuk terus berkarya. Bahkan, saya sudah menyiapkan buku kedua yang akan menceritakan perjalanan saya masuk kepolisian, bertugas di Brimob, dikirim ke Kupang, lanjut ke Atambua, hingga pensiun," ujar IGB Sudharma yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Paripurna Macab Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Banyuwangi dan Dewan Pembina Sanggar Merah Putih '45.
![]() |
IGB Sudharma (Dok. Sastrawacana.id) |
IGB Sudharma yang ditinggal istrinya, Ning Nuroniyah saat pandemi COVID-19 dan kini bersanding dengan Siti Alifah, mempersembahkan buku ini untuk ibu, kedua istrinya, serta generasi penerus agar tetap mencintai tanah air dengan jiwa, semangat, dan nilai juang '45.
Ia juga mengungkapkan rasa syukurnya telah melewati berbagai pengalaman hidup, mulai dari pertempuran di Timor Timur, bentrokan dengan preman, isolasi pandemi, hingga tiga hari di ICU.
"Dalam setiap doa setelah salat, saya selalu beristighfar dan meminta agar segala bentuk ilmu kekebalan yang tidak sesuai syariat dapat dilepaskan, sehingga saya kembali kepada Sang Pencipta dalam keadaan fitrah," tuturnya.
Ia juga mengaku telah melakukan ruqyah dan berbagai ikhtiar untuk melepaskan khodam dari guru-gurunya yang kini telah tiada.
![]() |
Launching Ebook Memoar Sang Veteran (Dok. Sastrawacana.id) |
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi, Drs. Zen Kastolani, M.Si., didampingi Pustakawan Ahli Madya Hj. Fitrin Kuntartini, S.Sos., dan H. Yusup Khoiri, S.STP., memberikan apresiasi atas buku ini.
“Kami berterima kasih kepada penulis yang telah menuangkan pengalaman hidup dan spiritualnya dalam buku yang kini bisa diakses masyarakat melalui jaringan internet. Semoga ini menjadi amal jariyah dan kami menantikan karya berikutnya,” ujar Zen Kastolani.
Sementara itu, Yusup Khoiri menjelaskan bahwa melalui program PUSAKA, semua tulisan tentang Banyuwangi—baik dari warga lokal maupun orang luar—bisa dipublikasikan lebih luas.
Dengan begitu, buku "Memoar Sang Veteran" juga bisa dibaca lebih banyak orang dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk memahami sejarah serta semangat perjuangan.
Penulis: Aguk
Editor: Maulana Affandi