Lomba Baca Puisi Porseni MI Kecamatan Rogojampi 2025, Para Peserta Tampil Penuh Penghayatan dan Pesona

Lomba Baca Puisi Porseni MI Kecamatan Rogojampi

Lomba Baca Puisi Porseni MI Kecamatan Rogojampi (Dok. Sastrawacana.id)

Pekan Olahraga dan Seni Madrasah Ibtidaiyah (Porseni MI) tingkat Kecamatan Rogojampi resmi digelar di Madrasah Ibtidaiyah Pengatigan pada Rabu (19/02/2025).

Acara ini diikuti oleh berbagai madrasah ibtidaiyah dari seluruh kecamatan, yang mengirimkan siswa-siswinya untuk berkompetisi dalam berbagai cabang olahraga dan seni.

Porseni MI ini bukan hanya menjadi ajang unjuk bakat, tetapi juga sebagai sarana mempererat persaudaraan dan membangun karakter siswa sejak dini.

Ajang tahunan ini dibuka oleh pengawas, Muhammad Syairofi, yang dalam sambutannya berhasil menggugah semangat para peserta Porseni.

Peserta Lomba Baca Puisi Porseni MI di Kecamatan Rogojampi

Peserta Lomba Baca Puisi Porseni MI di Kecamatan Rogojampi (Dok. Sastrawacana.id)

Dari sekian banyak cabang yang dilombakan, ada satu kompetisi yang cukup menyedot perhatian, yaitu lomba baca puisi yang terbagi atas kategori putra dan putri.

Lomba diawali dengan pembacaan aturan, teknis, serta pengenalan para dewan juri yang dilakukan oleh koordinator lomba.

Adapun dalam lomba ini, panitia penyelenggara menghadirkan tiga juri kompeten di bidangnya, yaitu Dwi Ilmawati dari MI Miftahul Ulum Mangir; Diah Galuh K dari MI Kedaleman, serta Maulana Affandi, S.S, direktur Penerbit Lintang Banyuwangi sekaligus pemimpin redaksi media literasi Sastrawacana.id.

Kehadiran para juri dari pegiat sastra ini memberikan nilai lebih karena peserta tidak hanya dinilai secara teknis tetapi juga diberikan wawasan mengenai seni membaca puisi yang lebih dalam.

Peserta Lomba Baca Puisi Porseni MI

Peserta Lomba Baca Puisi Porseni MI (Dok. Sastrawacana.id)

Beberapa peserta yang mengikuti lomba puisi tampak bersemangat dengan aksi panggung yang memukau.

Mereka tidak hanya membacakan puisi, tetapi juga menampilkan ekspresi dan gestur yang mendukung isi puisi yang mereka bawakan.

Setelah semua unjuk gigi, Maulana Affandi sebagai perwakilan juri memberi apresiasi dan sedikit pengetahuan kepada para peserta.

Beberapa pesan disampaikan, termasuk agar memperhatikan tempo dan intonasi. Menurutnya, puisi bukan ajang untuk adu suara, tapi bagaimana isi dari bacaan itu sampai ke penonton atau pendengar.

"Pembacaan puisi yang baik bukan hanya soal vokal saja, tetapi juga bagaimana penyampaian makna kepada pendengar," katanya.

Kemudian, ia juga menambahkan jika ajang ini menjadi bukti bahwa anak-anak madrasah memiliki potensi besar dalam dunia seni, khususnya sastra.

Juri lainnya, Dwi Ilmawati, mengungkapkan bahwa dari tahun ke tahun terjadi peningkatan kualitas peserta dalam bidang puisi, terutama dalam hal penghayatan.

Peserta Lomba Baca Puisi Porseni MI

Peserta Lomba Baca Puisi Porseni MI (Dok. Sastrawacana.id)

"Setiap tahun sangat terlihat peningkatannya. Anak-anak yang mengikuti lomba puisi tahun ini semakin kreatif dan baik penampilannya. Momen ini bisa dijadikan contoh serta inspirasi bagi siswa lainnya yang ingin mengikuti lomba puisi di event lainnya," ujarnya.

Sementara itu, juri lainnya, Diah Galuh K, memberikan apresiasi terhadap penampilan peserta yang dinilainya menarik dan penuh usaha.

Namun, ia juga mencatat beberapa kendala yang masih perlu diperbaiki oleh peserta, seperti rasa percaya diri yang kurang serta beberapa peserta yang terburu-buru dalam membacakan puisi.

"Ada yang kurang percaya diri, tapi secara keseluruhan sudah bagus. Beberapa peserta sempat mengalami kesulitan karena terburu-buru. Harapannya, bakat dan kepercayaan diri mereka bisa terus dikembangkan dan tidak mudah putus asa," tuturnya.

Porseni MI Kecamatan Rogojampi tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga menjadi wadah untuk membangun semangat kebersamaan, sportivitas, serta kreativitas siswa madrasah ibtidaiyah.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan acara ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi dunia pendidikan, khususnya di tingkat madrasah ibtidaiyah.

Previous Post Next Post