Bahan korosif adalah zat kimia yang dapat merusak jaringan hidup atau bahan lainnya melalui proses kimia.
Bahan-bahan ini sangat umum ditemukan di laboratorium, terutama laboratorium kimia.
Kontak langsung dengan bahan korosif dapat menyebabkan luka bakar, iritasi kulit, kerusakan mata, dan bahkan kerusakan organ dalam jika tertelan.
Baca juga: Untuk mengukur volume zat cair dengan ukuran yang sangat kecil menggunakan alat?
Contoh bahan-bahan yang bersifat korosif di laboratorium meliputi:
- Asam Sulfat (H₂SO₄) – Digunakan dalam berbagai eksperimen kimia, asam sulfat sangat korosif terhadap kulit, mata, dan bahan organik lainnya.
- Asam Klorida (HCl) – Biasa digunakan dalam proses titrasi dan berbagai reaksi kimia, asam klorida adalah bahan korosif yang dapat mengakibatkan iritasi dan luka bakar pada kulit dan saluran pernapasan.
- Natrium Hidroksida (NaOH) – Juga dikenal sebagai soda kaustik, natrium hidroksida sering digunakan sebagai bahan pembersih atau dalam sintesis kimia, dan sangat korosif terhadap kulit dan jaringan hidup lainnya.
- Asam Nitrat (HNO₃) – Asam nitrat sering digunakan dalam produksi bahan peledak dan pupuk, dan sangat korosif, menyebabkan luka bakar serius pada kontak dengan kulit.
- Kalium Hidroksida (KOH) – Mirip dengan natrium hidroksida, kalium hidroksida adalah bahan korosif yang digunakan dalam berbagai aplikasi kimia dan industri.
Baca juga: Zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain dengan reaksi kimia biasa disebut?
Bahan-bahan korosif ini harus ditangani dengan sangat hati-hati di laboratorium, dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan jas lab untuk mencegah kontak langsung dengan kulit dan mata.