Nonmaleficence dalam Keperawatan Adalah? Ini Penjelasannya

Nonmaleficence dalam keperawatan merujuk pada prinsip atau kewajiban untuk tidak menyebabkan kerugian atau cedera pada klien.

Prinsip ini menekankan pentingnya perawat untuk menjauhi tindakan atau keputusan yang dapat menimbulkan bahaya atau dampak negatif pada kesejahteraan fisik, mental, atau emosional pasien.

Dalam konteks keperawatan, nonmaleficence melibatkan upaya untuk memberikan perawatan yang aman dan efektif, serta menghindari tindakan yang dapat merugikan klien.

Perawat harus mempertimbangkan potensi risiko dan manfaat dari setiap tindakan atau intervensi yang dilakukan, dan memastikan bahwa keputusan yang diambil bersifat protektif terhadap kesehatan dan keselamatan pasien.

Contoh penerapan nonmaleficence dalam praktik keperawatan termasuk pencegahan cedera, penghindaran komplikasi atau efek samping yang tidak diinginkan dari perawatan, dan memastikan bahwa semua tindakan yang diambil sesuai dengan standar etika dan keamanan kesehatan.

Prinsip nonmaleficence bekerja beriringan dengan prinsip beneficence, dimana perawat tidak hanya berusaha untuk tidak menyebabkan cedera, tetapi juga berusaha untuk memberikan manfaat atau kebaikan sebanyak mungkin dalam perawatan yang diberikan.

Baca juga: 8 Prinsip Etik dalam Keperawatan yang Wajib Diketahui

Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat untuk menjalankan prinsip nonmaleficence meliputi:

1. Evaluasi Risiko

Perawat harus secara sistematis mengevaluasi risiko potensial dari setiap tindakan atau keputusan perawatan. Ini mencakup mempertimbangkan kondisi kesehatan klien, alergi, dan faktor risiko lainnya.

2. Informed Consent

Memastikan bahwa klien atau wali yang sah telah memberikan persetujuan yang tepat dan menyeluruh sebelum menjalani prosedur atau perawatan tertentu. Ini memastikan bahwa klien memiliki pemahaman yang memadai tentang potensi risiko yang terlibat.

3. Kewaspadaan Terhadap Efek Samping

Memantau dan melaporkan efek samping obat atau tindakan medis, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko efek samping yang mungkin muncul.

4. Keselamatan Lingkungan

Memastikan lingkungan tempat perawatan aman dan bebas risiko untuk klien. Hal ini mencakup pencegahan cedera akibat jatuh, kecelakaan, atau kondisi lingkungan lainnya yang dapat membahayakan kesejahteraan klien.

5. Kerjasama dengan Tim Kesehatan

Berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa semua aspek perawatan dijalankan sesuai dengan standar keselamatan dan etika yang berlaku.

Previous Post Next Post