Istilah femisida mungkin belum akrab di telinga banyak orang, meski sudah sering terjadi.
Femisida sendiri merujuk pada pembunuhan perempuan karena alasan gender.
Sehingga tindakan ini menjadi salah satu bentuk kekerasan gender yang paling mengerikan dan mematikan di dunia.
Bahkan, menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO), sebagian besar kasus pembunuhan wanita dilakukan oleh pasangan atau mantan pasangan, seperti pelecehan, intimidasi dan ancaman.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa yang dimaksud dengan femisida, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan upaya-upaya untuk mengatasi dan mencegahnya.
Femisida adalah masalah yang serius dan pemahaman kita tentangnya adalah langkah pertama dalam upaya untuk memberantasnya.
Arti Femisida
Femisida adalah tindakan pembunuhan terhadap perempuan yang didasari oleh rasa benci dan menganggap perempuan hanyalah makhluk rendah. Jadi, perempuan dibunuh karena ia terlahir sebagai perempuan.
Sementara menurut KBBI, arti femiida adalah pembunuhan seorang perempuan oleh laki-laki karena kebenciannya terhadap perempuan.
Istilah femicide pertama kali digunakan pada tahun 1801 di Inggris. Kemudian pada tahun 1848, istilah ini diterbitkan dalam Wharton’s Law Lexicon.
Melansir dari Wikipedia, istilah femisida berasal dari bahasa Latin femina yang berarti “perempuan” dan – cide dari bahasa Latin “caedere” yang berarti “membunuh” .
Kejahatan ini adalah bentuk ekstrem dari kekerasan gender yang secara khusus menargetkan perempuan dan mengabaikan hak asasi manusia.
Tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk femisida karena ini merupakan tindakan yang kejam dan tidak dapat ditoleransi.
Statistik Mengejutkan
Femisida adalah masalah global yang melibatkan ribuan kasus setiap tahunnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa femisida adalah penyebab kematian terbesar kedua bagi perempuan di seluruh dunia.
Sejumlah besar kasus femisida terjadi di beberapa negara, seperti di Amerika Latin, dimana tingkat femisida sangat tinggi.
Namun, ini adalah masalah yang ada di seluruh dunia, termasuk di negara-negara maju.
Statistik ini hanya mencerminkan kasus-kasus yang dilaporkan.
Banyak kasus femisida tidak terdokumentasi karena ketakutan, tekanan, atau ketidakpercayaan terhadap sistem hukum.
Oleh karena itu, jumlah sebenarnya kasus femisida mungkin jauh lebih tinggi dari yang tercatat.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Femisida
Femisida tidak muncul begitu saja. Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi terjadinya femisida. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ketidaksetaraan Gender
Ketidaksetaraan gender adalah akar masalah dari banyak bentuk kekerasan gender, termasuk femisida.
Ketika perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki dalam masyarakat, hal ini dapat memunculkan sikap-sikap dominasi dan penindasan yang merugikan perempuan.
2. Budaya Kekerasan
Di beberapa kultur, kekerasan terhadap perempuan dapat dianggap sebagai bagian dari norma sosial.
Hal ini dapat membuat tindakan-tindakan kekerasan menjadi lebih mudah diterima dan bahkan dianjurkan.
3. Penggunaan Senjata Api
Keberadaan senjata api yang mudah diakses dapat meningkatkan tingkat kekerasan dalam konflik domestik dan membahayakan perempuan yang rentan.
4. Kemiskinan dan Ketidakstabilan Sosial
Kemiskinan dan ketidakstabilan sosial dapat menyebabkan ketegangan dalam rumah tangga dan meningkatkan risiko kekerasan terhadap perempuan.
5. Kegagalan Sistem Hukum
Kegagalan sistem hukum dalam mengatasi kasus-kasus kekerasan gender seperti femisida, dapat menciptakan lingkungan dimana pelaku merasa bebas untuk bertindak tanpa takut konsekuensi hukum.
Dampak Femisida
Femisida memiliki dampak yang mendalam dan meluas. Dampak-dampak ini melibatkan banyak aspek kehidupan, antara lain:
1. Kehilangan Nyawa
Dampak paling serius dari femisida adalah kehilangan nyawa bagi perempuan.
2. Dampak Psikologis
Femisida juga memiliki dampak psikologis yang parah pada keluarga yang ditinggalkan. Mereka mungkin mengalami trauma, depresi, dan kecemasan yang mendalam.
3. Ketidakamanan Perempuan
Tingginya tingkat femisida menciptakan perasaan ketidakamanan di kalangan perempuan. Mereka mungkin hidup dalam ketakutan akan kekerasan.
4. Ketakutan dalam Keluarga
Femisida dapat menciptakan ketakutan dalam rumah tangga, terutama jika pelaku tidak ditangkap atau dihukum.
Anak-anak yang menyaksikan kekerasan terhadap ibu mereka juga dapat mengalami dampak yang serius.
5. Pembatasan Kebebasan
Femisida dapat menghasilkan pembatasan kebebasan perempuan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mereka mungkin merasa terjebak dalam situasi yang tidak aman dan tidak dapat meninggalkannya.
Pencegahan dan Penanggulangan Femisida
Mengatasi femisida memerlukan upaya bersama antara masyarakat dan pemerintah. Beberapa tindakan yang dapat diambil sebagai berikut:
1. Pendidikan dan Kesadaran
Meningkatkan kesadaran tentang femisida dan dampaknya adalah langkah penting dalam pencegahannya.
Pendidikan tentang kesetaraan gender dan penghormatan terhadap hak asasi manusia juga diperlukan.
2. Perubahan Budaya
Masyarakat perlu mengubah budaya yang membenarkan kekerasan terhadap perempuan, misalnya menghentikan diskriminasi gender dan menghormati hak-hak perempuan.
3. Reformasi Hukum
Sistem hukum harus diperkuat untuk memastikan bahwa pelaku femisida diadili dan dihukum sesuai dengan hukum.
4. Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan perempuan adalah langkah penting dalam melawan femisida, seperti memberi perempuan akses ke pendidikan, pekerjaan, dan sumber daya lainnya yang dapat membantu mereka menjadi lebih independen.
Kesimpulan
Femisida adalah bentuk kekerasan gender yang merenggut nyawa perempuan tanpa alasan yang sah. Femisida menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian kita bersama.
Dengan meningkatkan kesadaran, mengubah budaya, dan memperkuat sistem hukum, kita dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih aman dan setara bagi semua orang, tanpa memandang gender.
Femisida adalah peringatan yang menyedihkan tentang betapa jauh kita masih harus pergi untuk mencapai kesetaraan sejati.