Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa banyak perusahaan dan orang memilih untuk tinggal di kota-kota besar? Jawabannya berkaitan dengan konsep aglomerasi.
Apa Itu Aglomerasi?
Aglomerasi adalah kecenderungan orang, perusahaan, dan kegiatan ekonomi untuk terkonsentrasi di area geografis tertentu.
Aglomerasi sering terjadi karena adanya keunggulan lokasi, daya tarik ekonomi, sosial, budaya, dan faktor-faktor lain yang mendorong pertumbuhan serta berkumpulnya penduduk di wilayah tertentu.
Sebagai hasilnya, daerah yang termasuk dalam aglomerasi cenderung memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi daripada daerah yang tidak termasuk dalam aglomerasi.
Maka, semakin padat suatu perekonomian teraglomerasi secara spasial, pertumbuhannya akan semakin meningkat.
Bradley and Gans (1996) menjelaskan bahwa ekonomi aglomerasi adalah eksternalitas yang dihasilkan dari kedekatan geografis dari kegiatan ekonomi.
Aglomerasi bagaikan magnet yang menarik dengan sangat kuat. Bayangkan di sebuah kota besar, kita akan menemukan banyak perusahaan, universitas, rumah sakit, dan infrastruktur yang lengkap.
Industri cenderung beraglomerasi di daerah-daerah dimana potensi dan kemampuan daerah tersebut memenuhi kebutuhan mereka, untuk mendapat manfaat akibat lokasi perusahaan yang saling berdekatan.
Hal ini menarik lebih banyak orang untuk tinggal dan bekerja di kota tersebut. Semakin banyak orang yang datang, semakin banyak pula peluang yang tersedia, hingga aglomerasi pun semakin kuat.
Konsep Aglomerasi
Konsep aglomerasi berkaitan dengan konsentrasi spasial dari penduduk dan kegiatan-kegiatan ekonomi (Malmberg dan Maskell, 2001).
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Montgomery dalam Kuncoro (2002) bahwa aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan konsumen.
Adapun keuntungan-keuntungan dari konsentrasi spasial sebagai akibat dari ekonomi skala (scale economies) disebut sebagai ekonomi aglomerasi (agglomeration economies), (Mills dan Hamilton, 1989).
Sementara Teori Neo Klasik menyebutkan bahwa aglomerasi muncul dari prilaku para pelaku ekonomi dalam mencari keuntungan aglomerasi berupa ekonomi lokalisasi dan ekonomi urbanisasi (Kuncoro, 2002).
Sedangkan Weber secara eksplisit menjelaskan konsep ekonomi aglomerasi, skala efisien minimun serta keterkaitan ke depan dan ke belakang.
Konsep itulah yang kemudian menjadi dasar perkembangan teori perdagangan regional baru.
Contoh Aglomerasi
Berikut ini adalah beberapa contoh aglomerasi yang terjadi di Indonesia dan mancanegara.
1. Jabodetabek
Kawasan ini merupakan pusat ekonomi dan politik Indonesia, dengan konsentrasi penduduk, perusahaan, dan kegiatan ekonomi yang tinggi.
2. Gerbangkertosusilo
Gerbangkertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Lamongan, Sidoarjo) merupakan kawasan industri terbesar di Indonesia, dengan banyak pabrik dan perusahaan yang saling terhubung dalam rantai pasokan.
3. Bandung Raya
Kawasan ini merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, dengan konsentrasi penduduk, perusahaan, dan kegiatan ekonomi yang tinggi.
4. Batam
Kawasan ini merupakan kawasan ekonomi khusus yang memiliki banyak industri manufaktur dan logistik.
5. Silicon Valley
Kawasan di California ini terkenal dengan konsentrasi perusahaan teknologi tinggi, seperti Apple, Google, dan Facebook.
Silicon Valley adalah contoh aglomerasi yang memainkan peran kunci dalam perekonomian global.
6. Wall Street
Pusat keuangan global ini terletak di New York City, dan merupakan rumah bagi banyak bank dan perusahaan investasi terkemuka.
7. Shenzhen
Kota di China ini merupakan salah satu pusat manufaktur elektronik terbesar di dunia, dengan banyak pabrik dan perusahaan multinasional yang beroperasi di sana.
Referensi:
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JEAM/article/download/25775/10308/
https://media.neliti.com/media/publications/77860-ID-aglomerasi-dan-pertumbuhan-ekonomi-peran.pdf